Rencana Yang Hampir Gagal

 “Rencana Yang Hampir Gagal”
Ujian telah usai. Esok hari, liburan akhir tahun menjemputku.“Eh, jadi tidak, mainnya?” Tanya Ana. “Ya pastinya dong”. Rencananya, hari ini, aku, Tia, Lia, juga Ana, akan bermain bersama di rumah Ana. Entah bermain apa. Yang terpenting, hati kita menjadi tenang, refresh setelah menjalani ujian selama seminggu ini.
“Mau main apa?” Tanya Ana sesampainya di rumah. “Ehm, main Ninja Warrior saja yuk!” Ajakku. “Yuk!”. “Rintangannya seperti ini yaa. Lihat aku beraksi,” Jelasku sambil mempraktekkannya. Oalah, dengan lihainya aku menjalani rintangan-rintangan yang ada di pohon Rambutan dan pohon Mangga. “Nah, sekarang giliran Ana,” Seruku seusai melewati berbagai rintangan. Aku berhasil melewati rintangan selama dua puluh tiga detik. Ana selesai dengan waktu kecepatan empat puluh dua detik. Dalam waktu lima puluh enam detik, Tia dapat melewati berbagai rintangan. Sedangkan Lia, dia menyandang gelar juara sebagai peraih waktu tercepat dalam AnLiFiTa (Ana Lia Firda Tia), yaitu dua puluh detik. “Bagaimana kalau nama permainannya di ganti menjadi AnLiFiTa Junior?” Tanyaku meminta pendapat. “Ide yang bagus! Hore, AnLiFiTa jadi punya permainan deh,” seru Ana girang. Yang lainnya pun ikut gembira. Kami semua kecanduan bermain AnLiFiTa Junior. Memang, permainannya sangat seru sekali. Tapi, tiba-tiba, “Auwww,” Ana menjerit kesakitan. Kakinya tergores batang pohon rambutan. Sampai-sampai, batang pohon rambutan yang diinjaknya, patah. Dan akhirnya, Ana terjatuh dari pohon rambutan. Ia segera masuk ke rumahnya untuk mengobati lukanya. Kami terus bermain AnLiFiTa Junior. Sampai akhirnya, “Hiks hiks,” Isakku. “Sakit ya, Fir?” Tanya ketiga sahabatku. “I i iya.” Sekarang berbeda cerita. Aku sedang mengayunkan tubuhku di antara pohon mangga dan pohon rambutan. Dan,,, Gubraak! Aku jatuh menabrak pohon rambutan. Akhirnya aku pulang kerumah untuk di pijat. Hanya suara jeritan kecil yang terdengar selama aku di pijat.
Sudah jauh-jauh hari, kami merencanakan untuk Sleepover di rumah Ana. “Mah, boleh gak aku Sleepover di rumah Ana?” kataku meminta izin. “Kamu kan tangannya lagi sakit. Bagaimanan sih?” yang kudapatkan hanya nasihat. “Bilang saja dulu ke bapak,” Lanjut mamah. Kemudian aku meminta izin kepada bapakku. Sama! Yang kudapatkan hanya nasihat. Setelah aku memohon-mohon, akhirnya membuahkan hasil juga. Yey, diizinin! Segera saja aku menelepon Ana. Malam itu, kami menonton film horor. Lampu di matikan. Dan … Film pun di putar. Seru sekali acara sleepovernya. Hingga aku harus kembali ke rumah. Rencananya, kami ingin pergi ke Ramayana. Tetapi tidak jadi karena aku sedang sakit. Seperti yang biasa kulakukan, aku memohon-mohon kepada kedua orang tuaku. Tidak di izinin untuk kali ini! hiks hiks. Aku mengurung diri di dalam kamar sambil menangis. Aku menyesal. Aku marah dengan tanganku yang sedang sakit. Aku terus saja menangis tiada hentinya. Tapi, aku di kejutkan oleh nasihat mamahku yang akhirnya aku di izinkan untuk pergi ke Ramayana. Horee! Di Ramayana, kami Photobox dan menonton film di 21 Studio. Aku fikir, aku akan menyesal jika rencana liburan kami ini gagal hanya karena aku. Pengalaman yang tak pernah kulupakan seumur hidupku. Engkaulah sahabat yang sebenarnya, yang menyemangatiku ketika aku jatuh sakit dan yang ikhlas berkorban demi sahabatnya.

Leave a Reply

Followers