Tradisi Istifalan Di Kramatwatu


“Lestarikan Budaya-Budaya Tradisi Daerah”
Hai Teman-teman! Apakah kalian mengenalku? Mungkin, masih banyak teman-teman yang belum mengenalku. Aku adalah siswi kelas VI A di SDN KRAMATWATU II, yang bernama Annisa Firdaus. Sekarang, aku akan menceritakan tentang Tradisi-tradisi penyambutan bulan Ramadhan di daerahku, yaitu: Kecamatan Kramatwatu, Serang-Banten. Sebelum kalian menyimaknya, aku ingin bertanya. Adakah tradisi-tradisi khusus penyambutan bulan Ramadhan di daerah teman-teman? Pasti ada bukan. Simak saja yuk, artikel ku!
Di daerah ku, ada tradisi yang di khususkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, salah satunya ialah: ISTIFALAN. Tradisi Istifalan ini mempunyayi makna menghafal sebagian pelajaran yang telah di ajarkan setahun sebelumnya. Tradisi Istifalan ini, rutin di lakukan setiap bulan Ramadhan yang akan datang, yang bertempat di Madrasah-madrasah (Sekolah Agama Islam). Mau tahu, Bagaimana proses Tradisi Istifalan? Pertama-tama, kita di kumpulkan dahulu, di Madrasah masing-masing. Langkah kedua, setelah kita berkumpul semua, kita di arak berkeliling kampung. wah, seru sekali! Langkah ke tiga, kita kembali lagi ke Madrasah, untuk apa ya? Kita ke madrasah untuk menampilkan kebolehan kita menghafal beberapa pelajaran di tahun lalu. Biasanya, siswa-siswi bergantian tampil ke depan podium yang telah di sediakan madrasah secara satu persatu. Kalau di tanya grogi atau tidak, pasti grogi, di tambah kalau pelajaran yang telah kita hafal di rumah, ternyata lupa, bisa bahaya tuh. Terkadang, siswa-siswi tampil berdua di podium, di iringi tanya jawab satu sama lain. Harus di acungi jempol nih! Setiap ada anak yang tampil, podium tidak pernah kosong ataupun bersih, hah? Kenapa ya? karena, Orang tua beserta sanak keluarga masing-masing selalu berdiri di depan podium untuk menyawerkan uang ke depan anak nya yang sedang tampil. biasanya, saweran nya itu berupa uang logam atau uang kertas yang telah di rangkai menjadi kalung, gelang, dan macam bentuk lain nya. Unik kan? Jikalau, uangnya berupa rangkaian kalung, wali murid mengalungi rangkaian uangnya ke leher anak yang sedang tampil di atas podium. Sedangkan, jika rangkaian uangnya berupa gelang, wali murid memasukkan rangkaian uangnya ke pergelangan tangan anak yang sedang tampil di atas podium. Wah, asyik nya dapat uang! Tidak sia-sia maju dan menghafal pelajaran deh.  Hehehe :D  Teman-teman juga harus berani ya!                                                                                               
Seusai tampil di atas podium, masing-masing murid akan mendapatkan sebungkus snack yang telah di siapkan. Biasanya, sebungkus snack yang di dapat, berupa makanan yang mengenyangkan, seperti: ketan, buras, bacang, dan segelas air minum mineral. Kenyang kan?  Do you Know? Snack yang di bagikan kepada anak murid itu merupakan sumbangan dari wali murid masing-masing, yang menyebabkan, anak-anak murid  tidak perlu membayarnya, karena tidak di pungut biaya sepeser pun. Karena seiring waktu berjalan, masyarakat di daerah ku tidak sedikit yang masuk ke arus Globalisasi, banyak daerah yang di kuasai para perantau. Oleh karena itu, tradisi-tradisi khusus penyambutan bulan Ramadhan, sudah jarang ku temukan. Lama-kelamaan memudar, musnah di telan zaman. Aku harap, tradisi-tradisi ini akan terus berjalan supaya tetap lestari.

Pesan ku: “Lestarikan Budaya Tradisi di Daerah mu, ya!” OK!

Salam Semangat,                                                                                                                                 Annisa Firdaus                                                                
Kelas 6A SDN Kramatwatu 2                                                                                                     
Kramatwatu ( Serang-Banten ).          

Leave a Reply

Followers